By: Widi Trivito
Mana yang lebih baik, jalan dengan perkerasan aspal atau beton?
Banyak
yang bertanya-tanya, mengapa ada dua jenis perkerasan jalan? Mengapa
jalanan aspal lebih sering ditemui? Jika beton lebih murah dalam perawatannya mengapa
tidak cor aja semua jalanan?
Sebelum
membahas lebih jauh mari kita ketahui dahulu tentang jalan dan berkenalan
dengan perkerasannya.
Jalan
adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area darat,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel.
Bahan perkerasan untuk jalan sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu:
Aspal
Aspal
adalah bahan pengikat berwarna hitam pekat, unsur utamanya adalah bitumen yang
berasal dari hasil pengilangan minyak bumi. Aspal digunakan sebagai bahan
pengikat agregat dalam pengerjaan pembuatan jalan.
Beton
Beton
adalah bahan komposit yang banyak digunakan dibidang kontruksi. Beton terbuat
dari campuran agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), semen dan
dicampur menjadi homogen dengan air. Beton digunakan karena ketahanannya
terhadap tekanan yang tinggi.
Adapun sifat dari kedua bahan perkerasan ini:
1. Aspala. Mempunyai daya tahan (durabillity), sifat ini ditentukan oleh bahan campurannya (agregat kasar, agregat halus), faktor pelaksanaan dan lainnya.
b. Kohesi dan Adhesi, kohesi adalah kemampuan mengikat unsur-unsur aspal itu sendiri, sedangkan adhesi adalah kemampuan aspal dalam mengikat agregat.
c. Peka terhadap temperatur, sifat sensitivitas perubahan viskoelastisitas ketika temperatur aspal berubah.
d. Kekerasan aspal, pada proses pelaksanaannya aspal dipanaskan dan dicampur dengan agregat atau bisa juga aspal panas disiramkan ke atas agregat yang telah disiapkan. Pada proses pelaksanaan, aspal panas mengalami oksidasi hingga menjadi getas.
e. Viskoelastisitas, viskoelastisitas aspal berubah pada temperatur tinggi dan akan kembali mengeras pada temperatur rendah. Dari sifat ini dapat ditentukan pada temperatur berapa aspal dicampur dengan agregat agar tercampur rata.
2. Beton
a. Pengerjaan yang mudah (workability), sifat pada beton segar berupa kemudahan pengerjaan material beton yang dapat dilihat dari nilai slump. Beton yang mempunyai keplastisan/kelecakan yang tinggi akan semakin mudah dalam pengerjaannya.
b. Kekuatan beton, beton memiliki sifat getas, memiliki kekuatan tekan yang tinggi namun kekuatan tariknya lemah. Kekuatan beton dapat ditentukan oleh beberapa faktor seperti; umur beton, faktor air semen, kepadatan, sifat agregat dan lainnya.
c. Modulus elastisitas, merupakan perbandingan antara tegangan yang bekerja dengan regangan yang dihasilkan. Modulus elastisitas beton umumnya ditentukan pada 25%-50% kuat tekannya.
d. Keawetan (durability), merupakan kemampuan beton untuk bertahan dari korosi sesuai dengan yang direncanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Untuk
mengatahui yang mana yang lebih baik di antara keduanya, mari kita lihat kelebihan
dan kekurangan di kedua bahan perkerasan ini:
Perkerasan Jalan Beton
Kelebihan:
· Mampu menahan beban kendaraan yang berat dan lalu lintas yang ramai
· Lebih awet sehingga dapat menekan frekuensi perawatan
· Tahan terhadap genangan air
· Dapat dipakai pada struktur tanah yang kurang baik tanpa perlu melakukan perbaikan
· Material dapat dengan mudah dicari
Kekurangan:
· Permukaan jalan dapat menjadi kurang rata yang menyebabkan perlunya pengawasan yang ketat dalam proses pengecorannya
· Biaya pembangunan dapat menjadi lebih mahal sesuai dengan kualitas jalan yang sangat baik karena tujuannya adalah melayani lalu lintas yang ramai dan kendaraan yang berat
· Jika terjadi kerusakkan maka perawatan cenderung rumit. Perbaikan jalan beton dilakukan dengan cara menumpang pada jalan sebelumnya sehingga elevasi jalan mengalami kenaikkan
· Warna dari beton yang cenderung gersang dan kering dapat memengaruhi psikologi pengguna jalan
Perkerasan Jalan Aspal
Kelebihan:
· Permukaan jalan halus, tidak bergelombang, atau rata memberikan kenyamanan bagi pengguna
· Biaya pembangunan lebih murah
· Jika terjadi kerusakkan perkerasan aspal dapat dengan mudah diperbaiki karena hanya perlu mengganti bagian yang rusak saja
· Warna hitam memberi kesan teduh dapat memengaruhi psikologi pengguna jalan sehingga merasa aman dan nyaman
· Cocok untuk lalu lintas dengan kendaraan yang tidak terlalu berat
Kekurangan:
· Tidak tahan terhadap genangan air sehingga diperlukan sistem drainase yang baik untuk mengalirkan air pasca hujan
· Memerlukan struktur tanah yang baik maka dari itu perlu dilakukan perbaikan tanah fondasi sebelum melakukan pembangunan
· Frekuensi perawatan lebih tinggi sehingga biaya yang dikeluarkan juga semakin tinggi
Lalu mana yang lebih baik?
Dalam
membangun jalan, yang selalu diperhatikan adalah aspek jangka panjangnya.
Perkerasan mana yang lebih murah dalam pembangunan dan perawatannya. Dari
karakteristik kedua perkerasan yang berbeda ini maka keluaran biaya yang
diperlukan dalam pembangunan dan perawatan juga berbeda. Akibatnya diperlukan pemilihan
perkerasan yang disesuaikan dengan kondisi lalu lintas dan kondisi di lokasi
pembangunan.
Perkerasan
beton yang selanjutnya kita namakan perkerasan kaku (Rigid Pavement)
mampu menahan beban kendaraan yang berat melewati di atasnya. Perkerasan kaku
dapat mendistribusikan beban kendaraan ke lapisan tanah dengan secara merata.
Perkerasan kaku juga dapat digunakan pada semua jenis struktur tanah sehingga
tidak diperlukan proses perbaikan tanah. Perkerasan kaku sangat cocok digunakan
pada lalu lintas yang tinggi dan jalan pelayan kendaraan berat.
Lalu
perkerasan aspal atau perkerasan lentur (Flexible Pavement) adalah
perkerasan yang sangat sering ditemui. Perkerasan ini dapat melayani jalan
dengan lalu lintas yang tidak terlalu ramai atau dengan beban kendaraan yang
tidak terlalu berat. Perawatan yang dilakukan untuk perkerasan ini lebih mudah
karena hanya perlu melakukan perbaikan pada bagian yang rusak saja.
Dengan
mempertimbangkan kebutuhan di lapangan kita bisa memilih perkerasan mana yang
lebih cocok digunakan. Perkerasan kaku akan lebih mahal pada investasi awalnya,
namun untuk jangka panjang perawatan yang dilakukan akan lebih sedikit sehingga
dapat menekan biaya. Sedangkan perkerasan lentur investasi di awal lebih murah,
namun untuk jangka panjang akan sering melakukan perawatan sehingga menambah
beban biaya.
Pernah menyadari jika di persimpangan jalan punya dua jenis
perkerasan?
Ini
dikarenakan pemilihan yang menyesuaikan kondisi lalu lintas. Di persimpangan
jalan akan ada banyak kendaraan yang menunggu, otomatis beban yang
terdistribusikan ke permukaan jalan akan semakin berat pula. Maka dari itu
perkerasan di persimpangan jalan dipilih yang paling kuat menahan beban, yaitu
perkerasan kaku. Namun, setelah melewati persimpangan jalan perkerasan jalan
yang dipilih adalah perkerasan lentur sesuai dengan kebutuhannya.
Ciao!
Sumber:
Jamal, H. (2017, Juli 19). About Civil.com.
Retrieved from About Civil Web site:
https://www.aboutcivil.org/simple-asphaltic-concrete-roads.html
Mishra, V. (2020, Juni
09). Thetechface. Retrieved from Thetechface Web site:
https://thetechface.org/rcc-road-construction-process-trimix-flooring/