Pada hari Senin (03/05), KAMA FT UMS bersencana untuk melaksanakan rapat koordinasi dengan MPM UMS, DPM UMS, dan BEM UMS. Rapat koordinasi tersebut didasari oleh urgensi dari KAMA FT UMS tentang kondisi Student Government (SG) UMS dan AD/ART KAMA UMS yang dianggap belum dijalankan sebagaimana mestinya. Sebelum melaksanakan rapat koordinasi, KAMA FT UMS sudah melakukan kajian yang akan dibawa dalam rapat koordinasi tersebut.
Pihak KAMA FT UMS sangat
kecewa karena ketiga elemen UMS,
yaitu MPM UMS, DPM UMS, dan BEM UMS membatalkan rapat koordinasi secara mendadak melalui WhatsApp dengan alasan ada agenda lain yang tidak dijelaskan lebih lanjut.
Padahal, dari pihak KAMA FT UMS, khususnya BEM FT UMS sudah menyiapkan tempat
dan sudah siap untuk hadir dengan DPM FT UMS beserta seluruh elemen KAMA FT
UMS. Sebelumnya, DPM FT UMS dan BEM FT UMS juga sudah memberikan undangan tiga
hari sebelum dilaksanakannya rapat koordinasi kepada ketiga elemen UMS tersebut
dan mereka pun menyanggupi untuk hadir. Namun, ketiga jajaran elemen UMS,
khususnya BEM UMS justru meminta untuk menjadwal ulang agenda rapat koordinasi
tersebut dan meminta agar dilaksanakan secara online. Padahal, pihak KAMA FT UMS juga tidak menuntut untuk ketiga
elemen UMS tersebut bisa hadir dalam formasi lengkap. “Sudah dijelaskan juga
dari kami, paling tidak yang penting pimpinannya, karena pemimpin seharusnya
sudah paham seluk-beluk internal maupun eksternal instansinya,” ungkap Nizar selaku
Gubernur Mahasiswa FT UMS ketika diwawancarai. Di hari yang sama setelah pembatalan tersebut, pihak KAMA FT UMS kemudian berinisiatif untuk
mendatangi sekretariat dari ketiga elemen UMS tersebut agar bisa bertemu secara
langsung, namun setelah didatangi tidak ada satu pun pengurus yang berada di
sekretariat.
BEM UMS kemudian berencana
mengundang BEM FT UMS untuk melaksanakan rapat online. Namun, agenda rapat online
yang diadakan oleh BEM UMS tersebut, ternyata memang tidak sesuai dengan
pembahasan yang diinginkan oleh pihak KAMA FT UMS. Menurut Nizar, rapat online tersebut hanya merupakan agenda srawung seperti studi banding antara BEM
UMS dan BEM FT UMS. Padahal, sudah jelas disampaikan bahwa konteks rapat yang
diinginkan bukan seperti itu, melainkan koordinasi antara fakultas teknik ke universitas,
juga mengenai berjalannya AD/ART KAMA UMS yang belum sesuai dengan apa yang sudah
disusun dalam sidang umum.
Dengan pembatalan rapat
koordinasi secara sepihak oleh ketiga elemen UMS, KAMA FT UMS merasa kredibilitas mereka patut dipertanyakan. Hal ini perlu
dipertanyakan kembali agar maksud dan tujuan dari KAMA FT UMS bisa ditemukan
titik terangnya. Pihak KAMA FT UMS masih mengusahakan agar rapat koordinasi ini
bisa dilaksanakan secara offline, sehingga
dapat menemukan kejelasan mengenai koordinasi fakultas teknik ke universitas
juga mengenai AD/ART KAMA UMS yang
masih belum sesuai dengan kepengurusan SG UMS tahun ini. “Rapat koordinasi ini
tetap diusahakan untuk dilaksanakan secara offline,
mengingat masalah yang dibahas dalam rapat juga penting,” pungkas Nizar.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus