Budaya dan Sebuah Gaya Hidup Kampus

Pengertian budaya sering kali kita pandang hanya sekedar estetika dan juga seni. Kita pasti familiar dengan kata tersebut. Namun, apa hanya sebatas tentang estetika? Sebatas tentang bentuk? Sebatas tentang sebuah hasil karya orang-orang terdahulu yang diturunkan secara turun temurun. Secara garis besar, pengertian budaya adalah sebuah hasil karya, hasil berfikir, hasil dari rasa juga karsa manusia, yang mendoktrin sekelompok manusia yang lain. Bukan hanya sebatas seni. Bukan hanya sebatas tentang sebuah karya.

Sebagai masyarakat yang hidup dalam keanekaragaman budaya kita patut memahami pengertian budaya agar semakin mencintai budaya yang kita miliki. Kita dapat memahami kebudayaan melalui pengertian budaya menurut para ahli. Kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu 'budhayah' yang merupakan sebuah bentuk jamak dari buddhi yang miliki arti budi atau akal. Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colore yang miliki arti mengolah atau mengerjakan. Istilah culture sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata serapan 'kultur'. Budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya.   

Budaya memiliki sifat turun temurun, dapat mengubah persepsi, mengubah polafikir seseorang mengenai sesuatu. Yang dimana sifat-sifat tersebut akan menghasilkan sebuah peradaban dan nantinya akan menghasilkan sejarah. Budaya peradaban dan sejarah adalah hal yang saling berkaitan erat di kehidupan manusia. Kita sebagai manusia seharusnya perlu memahami makna dari budaya itu sesungguhnya. Karena kita sebagai makhluk sosial dan tak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. 

Berkaitan dengan gaya hidup, budaya juga termasuk kedalamnya. Yang mana gaya hidup merupakan budaya yang dihasilkan dari manusia terhadap pola-pola kehidupan mereka. Di lingkungan kampus, khususnya di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Banyak gaya hidup yang berkembang di tiap tiap mahasiswanya. Namun ada gaya hidup yang terbentuk dari pola pola kehidupan di Fakultas Teknik itu sendiri. Yaitu tentang gaya hidup dimana mahasiswa memandang sebuah organisasi adalah tempat dan ajang untuk membranding diri. Bahkan ada beberapa mindset yang menganggap organisasi di lingkungan kampus merupakan ajang untuk bergengsi, bahkan parahnya sebagai tempat untuk pansos (red : panjat sosial).

Hal ini tentu bertolak belakang dengan tujuan inti dari organisasi tersebut. Karena budaya yang berkembang tentang gaya hidup terhadap pandangan organisasi itu berubah bahkan tidak selaras antara tujuan organisasi dan tujuan seseorang masuk di organisasi itu sendiri. Hal ini seakan akan sudah mengakar di lingkungan kampus di beberapa kalangan mahasiswa. Dibuktikan dengan antusias mahasiswa pada organisasi organisasi yang eksis di lingkungan kampus namun tidak dibuktikan dengan gerakan yang mereka lakukan terhadap organisasi tersebut. Seakan hidup tak mau matipun segan.

Lalu apakah ini adalah sebuah gaya hidup yang memang berkembang karena mungin dampak dari cepatnya berkembang teknologi tersebut? Apakah ini adalah sebuah budaya yang turun temurun ada di lingkungan kampus? Atau mungkin ini adalah sebuah penyakit yang menjangkit keberlangsugan kehidupan kampus yang semestinya, seperti apa yang di idam-idamkan oleh orang orang terdahulu dalam memandang seorang mahasiswa yang merupakan aktifis, merupakan intelek, merupakan pembawa perubahan nantinya. Dan juga kampus yang menjadi tempat bersemayamnya orang orang hebat dan calon orang orang hebat untuk meneruskan cita cita luhur bangsa ini seperti yang di inginkan pendiri bangsa.

Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa semestinya mampu membendung hal hal negatif yang akan menyerang diri kita. Membekali diri dengan ilmu juga hati yang baik lagi selaras dengan perbuatan kita. Dapat menerima segala sesuatu adalah sebuah mutlak bagi manusia, namun dapat memilih mana sebuah kebaikan dan keburukan adalah sebuah kewajiban bagi manusia.


 Author:

Aliefian Al-Ghofiri (Mahasiswa FT UMS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama