Resensi Buku "Insecurity is My Middle Name"

 

Oleh: Shella Salsa Bella (Mahasiswa FT UMS)
Identitas Buku :

  • · Judul buku: Insecurity is My Middle Name
  • · Penulis: Alvi Syahrin
  • · Penerbit: Alvi Ardhi Publishing
  • · Tahun Terbit: Mei 2021
  • · ISBN: 9786024526986
  • · Tebal halaman: 264 halaman
  • · Lebar: 13.0 cm
  • · Panjang: 19.0 cm

Sinopsis Buku:

  1. Kenapa good-looking yang selalu dipilih?
  2. Lalu, siapa yang akan memilihku?
  3. Aku juga kayaknya nggak bisa apa-apa deh.
  4. Skill apa ya, yang cocok buat aku?
  5. Tapi, aku harus mulai dari mana, ya?
  6. Aku bukan malas, hanya takut gagal lagi.
  7. Dan, aku malu, belum bisa banggain orangtua.
  8. Dan, aku kalah jauh dari teman-temanku.
  9. Jujur, aku iri sama pencapaian mereka.
  10. Nggak ada yang bisa dibanggakan dariku.

Isi Resensi:


Buku self-healing pertama karya Alvi Syahrin ini mengulas tentang masalah-masalah insecurity (kegelisahan) yang sering kita alami. Terdapat 45 bab yang akan membantu kita berdamai dengan insecurity dimana ke-45 bab tersebut dirangkum dalam 5 bagian dimana judul dari setiap bagian yang ada mewakili alasan-alasan mengapa kita merasa insecure. Mulai dari insecure terhadap fisik yang kurang menarik, masa depan yang buram, dan keadaan yang jauh tertinggal dari teman-teman yang lain hingga dikondisi dimana kita membenci diri kita sendiri. Dan juga terdapat bab yang fokus mengajak kita untuk berdamai dengan insecurity.

Buku ini menjadi sarana penyembuhan diri bagi kita untuk berdamai dengan segala kegelisahan dan kekurangan yang kita miliki karena dalam kalimat yang disampaikan memberikan cara pandang lain yang lebih baik untuk kita dalam menghadapi insecurity. Pada setiap bab di buku ini mengajak kita merenungi bahwa kita tidak boleh terfokus hanya pada kekurangan yang ada pada diri kita karena masih banyak kelebihan-kelebihan yang sebenarnya kita miliki dan bisa kita maksimalkan asalkan kita mau mencoba, terus mencoba, dan tetap mencoba. Karena “nggak bisa” dan “bisa” hanya dipisahkan oleh “aku belum mencoba”. Kegelisahan-kegelisahan kita tentang apa yang belum terjadi juga hanya akan membuat kita rugi nantinya karena dari situ dapat membuat kita takut untuk mencoba. Sebenarnya apa pun pilihan kita akan selalu punya konsekuensi, kita hanya punya pilihan “do something” or “do nothing”. Begitupun dengan kegagalan-kegagalan yang sering kita alami bahwa sebenarnya takdir Allah lebih baik daripada harapan dan rencana kita.

Ada salah satu pesan yang membuat saya terkesan dan terharu saat membaca buku ini yaitu ada pada bagian 3 (Insecurity III : Jauh Tertinggal Dari Teman-temanku) dimana penulis mengatakan bahwa menjadi seseorang yang bermanfaat itu tidak harus jadi orang yang hebat, orang yang “besar” dulu. Karena hal-hal atau bantuan kecil yang mungkin sering kita anggap sepele/tidak penting ternyata bisa jadi itu sangat berguna dan berkesan bagi orang lain.

“You don’t have to be an ocean. Segelas air saja bisa berguna bagi orang yang kehausan. You don’t have to be a forest. Sebatang pohon di tengah padang pasir saja bisa berguna bagi orang yang ingin bernaung sejenak. Kita terlalu sibuk mencari peran besar, menjadi sesuatu yang besar hingga lupa kalau peran kecil juga memiliki arti. Maka mulailah sederhana.”
-Alvi Syahrin-

Pesan yang ditegaskan dalam buku ini adalah bahwa insecurity merupakan hal yang normal, bagian dari kehidupan kita. Karena memang butuh waktu selamanya untuk paham dengan diri kita sendiri. Butuh waktu selamanya untuk memahami masalah-masalah yang menimpa kita, kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita, kegelapan, dan perubahan dalam hidup. Kita harus bisa berdamai dan menerima segala hal tersebut dan tidak menjadikan hal tersebut sebagai penghalang untuk kita menjadi seseorang yang lebih baik lagi.

Kelebihan Buku:

Penyampaian penulis dan kosa kata yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti. Buku ini tidak terkesan menggurui, tapi menemani dan menyadarkan kita untuk mencintai diri sendiri. Penulis seolah menjadi sahabat bagi pembacanya, membesarkan hati, seperti sedang bertukar pikiran dan membuat saya jadi berpikir “oh iya, ya, bener juga.” Setiap pesan yang disampaikan benar-benar masuk sampai ke hati. Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk teman-teman yang sedang merasa insecure dengan diri sendiri dan butuh teman yang dapat menasihati saat sedang merasa insecure. Buku ini akan membuka wawasan dan cara pandang teman-teman dalam menghadapi insecure.

Kekurangan Buku:

Buku ini sedikit kurang universal dalam upaya menyampaikan pesan filosofis-religius karena terdapat beberapa kutipan ayat dari salah satu kitab agama tertentu dimana dapat kita ketahui bahwa pembaca yang membeli buku ini dapat berasal dari latar belakang agama mana pun.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama