65, Operasi Seroja, Tanjung Priok, Semanggi II, Munir, Salim Kancil, Wamena, Urut Sewu, Wadas, Pakel dan masih banyak lagi hingga saat ini kasus pelanggaran HAM masih terjadi dan akan terus terjadi, negara akan terus berada di puncak tengkorak, menindas rakyat yang katanya penguasa tertinggi sebuah sistem demokrasi dari periode ke periode dari rezim-rezim dari penguasa ke penguasa. Seperti layaknya negara adalah sebuah virus bagi rakyatnya, yang terus menjangkiti rakyatnya. Bahkan kalaupun mau dibilang, virus ini sudah akut, ya akut berat.
HAM sejatinya merupakan konsep
hukum normatif bahwa manusia memiliki hak mereka atas beberapa kebebasan. Namun
sayang, terkadang kebebasan itu tak berarti oleh kebebasan kepentingan, entah
negara, pemerintah. Kebebasan kadang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Lalu
yang menjadi pertanyaan, Apakah Sebenarnya Kebebasan Itu Ada? Jika berbicara
tentang HAM tentunya manusia memiliki kebebasannya yang dilindungi oleh HAM
tersebut. Bahkan negara menjamin hak tersebut dan tertuang dalam UU nomer 39.
Namun sayang seribu sayang,
negara DARURAT penanganan HAM. Negara krisis moral bagi penguasanya yang
sejatinya adalah abdi bagi rakyatnya,
menjamin kehidupannya, menjamin keselamatannya. Munir dibunuh di udara dan
pembunuhnya sampai saat ini masih berkeliaran disekitar kita, Salim Kancil
tumbang dilibas karena tambang, Wadas dirampas hidupnya oleh negara, Kendeng
tetap melawan raksasa besar karena haknya dan masih banyak lagi. Dari beberapa
kasus ini dan penanganannya hingga saat ini yang masih ruwet dan tak berujung,
negara seakan-akan menormalisasi atas perampasan hak rakyat oleh negara. Rakyat
mencuri kepada negara dibilang maling, negara mencuri hak rakyat, hidup rakyat,
uang rakyat dibilang investasi, pembangunan. BULSHIT!
Pemerintah omong besar tentang
nasionalis di saat rakyat bertahan hidup di atas tanah agraris. Tanah yang
katanya milik rakyat dirampas, dihempas negara. Mereka yang melawan dilibas di
trabas negara. Mereka yang menyuarakan haknya dihilangkan, dikucilkan, dibuat
menderita. Sejatinya siapapun tak mau hidup dalam kondisi genting yang
mengapung, yang memaksa dirinya terhempas kedalam pusaran ancaman. Maka jangan
salahkan rakyatmu wahai pemerintah jika kami melawan, jika kami merusuh, jika
kami menjadi seorang yang anarki. Bahkan menurut Martin Luther King JR. Riot
atau kerusuhan adalah pilihan terakhir di tengah paksaan hidup dari mereka yang
tidak pernah didengar.
Akhir kata, selamat datang pada
penghunjung September, saat ini, besuk dan lusa hingga tahun-tahun berikutnya
kisah September masih saja hitam, September masih saja gelap dan tak berujung.
Panjang Umur Perjuangan!
Panjang Umur Pemberontakan!
Hidup Bagi Mereka Yang Melawan!
Oleh: Lamalif