Pembangunan sejatinya merupakan suatu hal baik yang bersyarat.
Berbicara mengenai pembangunan tentunya tak lepas dari sebuah elemen-elemennya,
dalam dunia teknik pembangunan harus mempertimbangkan manusia dan lingkungan,
apalagi jika kita melihat 17 point pada SDGs. Jelas dijelaskan sejelasnya
tentang suatu rancangan pembangunan berkelanjutan yang mana sudah sangat detail
tentang apa-apa saja yang perlu diperhatikan jika ingin pembangunan tersebut
memiliki nilai berkelanjutan. Tentang pembangunan, sebenarnya Indonesia sudah
mengajarkan ketika orde baru dengan mencoba mendoktrin masyarakat dengan
semboyan "Pembangunan yes, politik no." pada segala aspek kehidupan
masyarakat, baik pembangunan infrastruktur, pendidikan, ketahanan pangan dan
lain sebagainya. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah doktrin tersebut masih
nyata pada era saat ini.
Jika dilihat tentang pendidikan saat ini, Indonesia masih sangatlah
jauh dari harapan sebagai pencetak generasi yang cerdas dan mampu bersaing
di kancah dunia. Tentang infrastrukur penunjang pendidikan, konsep pendidikan
serta hasil dari pendidikan itu sendiri masih amatlah jauh walaupun jika
disebut suatu proses. Berdasarkan realita yang saya alami ketika mengenyam
pendidikan di salah satu perguruan tinggi milik salah satu Organisasi Islam
terbesar di Indonesia, kenyataannya pembangunan masih amatlah jauh jika melihat
point pada SDGs, apalagi dengan semboyan Orde Baru. Bagaimana mau mencetak
generasi unggul kalau yang terus dikejar infrastruktur besar yang dampaknya pun
untuk kami pelajar sedikit, hanya sebatas pengakuan kalau Institusi tersebut
punya nama. Atas nama institusi hak kami dirampas. Bagaimana mau menciptakan suatu
ekosistem pendidikan kalau yang terus dikejar eksistensi dan hak untuk belajar,
ruang-ruang belajar, lingkungan belajar kami dicampakkan.
Untuk kalian para petinggi, ini adalah resah kami yang ingin
berproses. Ini adalah gundah kami yang tercipta dari hak-hak kami yang kalian
rampas. Dengan dalih kalian mengelak semua butuh proses, proses dan proses.
Semua butuh waktu, waktu dan waktu. Semua butuh uang, uang dan uang. Jelas kami
tahu, tapi yang kami tak inginkan adalah proses yang tak berujung, sekalinya
berproses itupun tanpa melihat kondisi kami. Kalian dengan mudah membangun
infrastuktur yang gunanya pun hanya sekedar eksistensi di era kami yang seharusnya
butuh tempat yang lebih memadai untuk mencipta ruang-ruang berproses. Seperti
cangkang kosong, ia terlihat bagus di luar namun kosong di dalamnya.
Pendidikan, pembangunan, kepentingan golongan adalah belenggu yang
tak bisa dilepas saat ini. Mereka tumbuh atas dasar kemajuan yang tak
dipertimbangkan, mereka subur karena pembangunan yang tak memenuhi syaratnya.
Oleh : Lamalif