Resensi Film "Forrest Gump"


SPESIFIKASI FILM

Sutradara : Robert Zemeckis

Penulis Naskah : Winston Groom, Erich Roth

Produser : Wendy Finerman, Steve Tisch, Steve Starkey

Pemeran : Tom Hanks, Sally Field, Hanna Hall, Mykelti Williamson, Garry Sinise

Musik : Alan Schmid

Sinematografi : Don Burgess

Studio : Paramount Pictures

Genre : Drama, Roman, Komedi

 Tanggal Rilis : 6 Juli 1994

Durasi : 142 Menit


SINOPSIS FILM

Menceritakan tentang seorang pria dengan IQ 75 di bawah rata-rata dan cerita epik perjalanan hidupnya, bertemu dengan tokoh-tokoh bersejarah, mempengaruhi budaya pop dan bahkan ikut serta di dalam peristiwa-peristiwa bersejarah tanpa menyadari betapa pentingnya peristiwa itu, akibat kecerdasannya yang di bawah rata-rata tersebut. Ia bernama Forrest Gump (Tom Hanks), yang dibesarkan oleh ibunya dengan penuh cinta. Forrest sering dirundung oleh teman-temannya sejak kecil, diperlakukan sebagai orang bodoh, hingga diklaim sebagai anak yang tidak bisa apa-apa oleh dokter dan kepala sekolah. Namun di balik kekurangannya, banyak kelebihan yang menjadikan Forrest sosok yang sangat dicintai oleh orang-orang sekitarnya. Karena kecerdasannya yang di bawah rata-rata dan keterbatasan fisiknya dan di luar ketidakmampuannya itu, ia memiliki kemampuan lari yang cepat.

Pada hari pertama sekolahnya, ia bertemu dengan Jenny, seorang anak perempuan dekat tempat tinggalnya yang dikenalnya sejak taman kanak-kanak, tetapi menjadi cinta tak berbalas. Ketika lulus kuliah, ia mendaftar masuk ke militer dan dikirim ke Vietnam, di mana ia dengan segera berteman dengan seorang pria negro bernama Bubba, yang meyakinkan Forrest untuk ikut dalam bisnis udang bersamanya setelah perang usai. Forrest menjadi seorang yang sangat berjasa dalam peletonnya dengan kemampuan larinya yang cepat. Ia menjadi penyelamat banyak tentara yang terluka dan juga menolong komandannya, sehingga dia menerima Medali Kehormatan Kongres atas kepahlawanannya.

Saat penyembuhan dari tembakan peluru yang bersarang di bokongnya, ia menemukan kemampuan terpendamnya dalam pingpong. Ia pun menjadi atlet tenis meja yang terkenal dan membawa negaranya ke ajang internasional dalam sebuah pertandingan melawan tim Tiongkok. Dalam sebuah demonstrasi anti perang di Washington, DC, ia bertemu dengan Jenny, yang telah bergaya hidup hippie.

Forrest Gump dewasa menghabiskan waktunya untuk melakukan pencarian teman kecil perempuannya yang hilang. Ia mengeluarkan uang tabungannya untuk membeli kapal penangkap udang seperti yang dijanjikannya pada Bubba. Pada awalnya, usahanya selalu gagal tetapi dengan kerja keras dan pantang menyerah, dan dibantu oleh komandannya yang telah pensiun karena cacat, ia pun menjadi seorang yang sukses dan mampu untuk membiayai keluarga Bubba.

Suatu hari, Jenny kembali dan menemui Forrest, yang kemudian melamarnya. Jenny menolak, tetapi merasa harus membuktikan cintanya kepada Forrest dengan tidur bersamanya. Jenny kemudian pergi pagi-pagi benar. Tanpa berpikir panjang, Forrest memilih untuk melakukan perjalanan. Mungkin secara impulsif, ia memutuskan untuk berlari mengelilingi Amerika Serikat, selama lebih dari tiga setengah tahun, dan menjadi terkenal.

Sekembalinya di kemudian hari, ia mendapatkan surat dari Jenny, yang melihatnya sedang berlari di televisi, memintanya untuk datang. Setelah bertemu, Forrest menyadari bahwa Jenny telah memiliki seorang anak laki-laki, yang ialah anak mereka berdua. Jenny memberitahu Forrest bahwa Jenny sedang sakit karena virus (kemungkinan AIDS). Ketiganya kemudian kembali ke Greenbow, Alabama. Jenny dan Forrest akhirnya menikah, tetapi tak lama kemudian Jenny meninggal dunia.

 

ANALISIS FILM

Forrest Gump merupakan film yang diangkat dari sebuah novel tahun 1986 karangan Winston Groom dengan judul serupa. Bercerita tentang kisah hidup seorang pria bernama Forrest Gump dan lika-liku hidupnya yang penuh dengan hal menakjubkan. Film yang disutradarai Robert Zemeckis ini mengandung banyak pesan positif yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, film ini pertama kali dirilis pada 6 Juli 1994 mulai dirilis di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Disamping mendapatkan rating yang cukup tinggi (8.8 dari imdb serta 72% dari rotten tomatoes) Pada masa perilisannya sendiri film ini sukses luar biasa dengan meraih pendapatan diatas $670 juta untuk pemutarannya di seluruh dunia. Dalam ajang Oscar film inipun sukses besar dengan meraih 13 nominasi dan membawa pulang 6 piala termasuk nominasi Best Picture dan Best Actor.

Dalam film ini, Tom Hanks berperan sebagai Forrest Gump, seorang pria dengan IQ rendah sebesar 75. Selain IQ-nya yang rendah, kondisi fisik Forrest juga tidak sempurna seperti anak lain. Ia mengalami masalah pada kakinya sehingga harus menggunakan alat penopang kaki untuk berjalan. Hal ini membuat Gump sering diejek, dijauhi, dibully, dan dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya.

Sementara itu, film berdurasi 142 menit ini memiliki alur cerita campuran. Film Forrest Gump ini banyak mengandung adegan yang berkaitan dengan kenyataan di masyarakat. Contohnya, adegan saat Gump bercerita jika semasa kecil ia tidak pernah memiliki teman. Orang-orang cenderung menghindar karena kekurangan yang ia miliki. Ia bahkan ditolak oleh beberapa sekolah karena IQ-nya yang rendah. Pada kenyataannya, fenomena ini sering sekali kita temui di berbagai    tempat, pun di berbagai lapisan masyarakat, terlebih lagi di lingkungan sekolah. Orang yang dianggap lebih kekurangan dan lemah cenderung dijadikan objek perundungan. Kebanyakan korban perundungan tidak bisa menyuarakan penderitaannya, mereka mendapatkan ancaman dan tidak mendapatkan pertolongan dari orang-orang sekitarnya.

Banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari film Forrest Gump, salah satunya adalah mengajarkan kita bahwa ada kelebihan tersembunyi di balik kekurangan seseorang. Contohnya adalah Gump mungkin memang kurang cerdas, dengan IQ 75 ia tidak bisa berpikir seperti anak-anak lain. Namun, semangat, cinta, kebaikan, dan banyak hal lain yang terjadi sepanjang kisah hidupnya, ternyata dapat memotivasi banyak orang.

Gump juga selalu mengingat akan perkataan ibunya dan selalu menerapkannya dalam kehidupan. Tentu, kita dapat mengetahui perkataan tersebut dengan menonton filmnya. Gump pun tumbuh menjadi pria yang setia, baik kepada sahabat maupun orang yang dicintainya. Ia selalu optimis dan berpikir positif. Dengan segala pencapaian yang dimilikinya, Gump tidak pernah berbesar kepala. Tanpa pamrih ia mendirikan gereja, rumah sakit, bahkan membagi uang yang didapatkannya pada sebuah keluarga sahabatnya yang gugur saat perang, yang menjadi bagian dalam kisah hidupnya. Kemudian yang terpenting, Gump tidak mudah menyerah.

Kekurangan film ini meski memiliki banyak pesan positif, tetapi adapun memiliki beberapa adegan yang mengandung isu sensitif, seperti adanya adegan percobaan bunuh diri, peperangan, bully, dan kekerasan pada anak. Sebab itulah saya rasa film ini tidak akan cocok untuk beberapa orang yang kurang merasa nyaman.

Ada sebuah kutipan yang paling terkenal dari film ini, yaitu “My mama always said life was like a box of chocolates. You never know what you’re gonna get”. Artinya, memang hidup penuh dengan misteri. Seperti halnya kotak coklat. Kamu bisa dapat coklat yang manis maupun coklat yang pahit. Coklat yang keras maupun coklat yang lembek. Begitu pula hidup, kita tidak tahu apa yang akan mendatangi kita, apakah hal baik atau buruk, tapi karena itu adalah bagian dari kehidupan, maka mau tidak mau harus tetap kita jalani karena hidup itu penuh dengan misteri.




Penulis : Rizal Bagus (Mahasiswa FT UMS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama