Dalam acara KONTURATION (Kontur with Your Heart) kali ini, LPM KONTUR FT UMS mengangkat tema "Mental Health" yang merupakan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat berbagai negara di dunia. Mental issue dewasa ini banyak menjangkiti kaum muda. Dengan mengangkat tema ini, kami berharap masyarakat lebih menanggapi masalah kesehatan ini sebagai sesuatu yang serius serta menjaga kesehatan mentalnya dengan baik. Dalam event kali ini, LPM KONTUR FT UMS menyelenggarakan 5 cabang lomba, yaitu puisi, poster, fotografi, cerpen dan esai. Berikut karya-karya menginspirasi yang terpilih sebagai pemenang:
Juara I dengan judul: Sayatan Tangga Harapan
Karya: Arif Rahman Hakim
Tarian pena syair
penderitaan
Kutuliskan tanpa
rasa dalam kegelapan
Guratan luka
begitu pekat dalam batin
Masih dengan
purnama yang sepi pada sukma di hati
Menghampiri jiwa
yang paling hitam dari lubuk diri
Ku ingin bangkit
Ku berjalan ditangga-tangga kehidupan
Menuju puncak tertinggi harapan
Sesekali aku jatuh
Menggores luka yang belum sembuh
Merintih merasakan
sayatan diri ini
Badai terus
membelengu keinginan hati
Tetaplah pada alur
yang ditakdirkan sang Ilahi
Meski lelah
bertumpu pada pijakannya
Bukankah rembulan
akan berganti tahta dengan sang surya?
Pati, 15 September
2020
Juara II dengan judul: Bahagiakah Aku Selama Ini?
Oleh
Ulfi Retno Palupi
Kulihat mereka dengan tajam
Kudengar mereka dengan pasti
Kuraba mereka dengan pikiranku
Lalu atas nama jiwa yang telah bobrok itu, mereka dongengkan
kepadaku
Bahwa mereka kalah atas semuanya
Terombang-ambing dalam pikiran yang
kalut
Berperang dengan semu dan maya
Terbawa oleh arus yang tak berujung
Hitam seolah putih, putih seolah
hitam
Berakhirlah jadi abu-abu kala
mereka terjaga
Acuan selalu pada diri yang lain
Lemah dan kalah jadi aib yang memuakkan
Lengkungan indah dibibir hanya topeng untuk berdalih
Hancur sudah percaya oleh caci maki
sebab dirinya sendiri
Raga sekuat gading namun pendar
jiwa perlahan musnah
Dirinya akan jadi pembunuh handal atas hidupnya
Ruang hitam tak bercelah terus
mengikis tanpa ada ampun
Meraung lantang tanpa ada genggaman,
terus dan menerus
Hening jadi nikmat yang mematikan
Bicara hanya akan menambah lara
Orang-orang berlalu lalang tanpa
bertanya, ”Bahagiakah aku selama ini?”
Lirih mereka ucapkan dengan luka
dan kesakitan yang tiada ampun