Balap Lari Efisiensi Energi

    Efisiensi energi saat ini sudah sangat melaju pesat, dimana pda abad 18 manusia menggunakan minyak paus untuk menerangi ruangan. Kemudian ditemukannya minyak tanah pada abad 19 secara signifikan yang mampu menghemat hingga 30x lipat sekaligus menyelamatkan paus sebagai sumber energi.


    Ambisi manusia untuk mencari terang yang hemat tidak berhenti di cairan ajaib (Minyak). Dengan kelicinan berbisnisnya, Tomas A. Edison mampu menerangi banyak rumah dalam waktu lama dengan harga jauh lebih murah.

Lonjakan efisiensi tidak hanya terjadi di lampu saja. Sejak tahun 1975, Corporate Average Fuel Economy (CAFE) mulai menerapkan standar dalam pengukuran efisiensi mobil yang diukur dalam mil per galon atau kilometer per liter.

Pada saat itu, dengan satu liter bahan bakar, rata-rata mobil hanya mampu melaju sekitar 50 kilometer saja dan memproduksi CO2 sebanyak 430 gr/km. Sedangkan per tahun 2018, mobil dapat melaju 100 km dengan satu liter bahan bakar dengan emisi karbon sebanyak 250 gr/km.

Lonjakan efisiensi lampu dan transportasi membuat nalar kita berpikir bahwa dunia seharusnya lebih bersih hari ini ketimbang dua abad silam. Sayang sekali, fakta menunjukkan bahwa yang terjadi adalah sebaliknya.

Grafik di atas menunjukkan adanya lonjakan emisi yang signifikan sejak tahun 1990 - 2016, terutama di sektor listrik dan transportasi. Kedua aspek yang efisiensinya kini puluhan hingga ribuan kali lipat.

"Lampu udah gak berasap, mobil makin irit bensin, teknologi makin efisien tapi kok emisi karbon nambah terus?"

Meningkatnya efisiensi mesin uap memangkas ongkos operasi, sehingga berujung pada meningkatnya permintaan. Ketika kenaikan konsumsi energi akibat kenaikan permintaan melebihi konsumsi energi yang dihemat oleh efisiensi, terjadilah sebuah paradoks yang dinamakan Jevons Paradox.

Dalam ilmu ekonomi, paradoks Jevons adalah suatu paradoks yang menjelaskan fenomena terjadinya peningkatan penggunaan sumber daya setelah penyempurnaan proses yang menggunakan sumber daya tersebut atau efisiensi suatu teknologi. (Sc: wikipedia)

Jadi lomba lari efisiensi sebenarnya tidak terlalu efektif dan sesuai dalam usaha mengurangi emisi dan pemanasan global. Satu-satunya jalan ialah dengan mengganti sumber energi kotor dengan sumber energi berkelanjutan.

 

Referensi :

Melissa Hogenboom, BBC, Remnants from a graveyard of ships in the Arctic is yielding new insights into a disaster that helped end the whaling industry, 2017

Hannah Ritchie and Max Roser, Emissions by sector, our world in data, 202012

YORK, Richard; MCGEE, Julius Alexander. Understanding the Jevons paradox. Environmental Sociology, 2016, 2.1: 77-87.

Lahirnya Industri Minyak Modern, Surutnya Bisnis Minyak Paus

Anto Sugiharto, Lahirnya Industri Minyak Modern, Surutnya Bisnis Minyak Paus, Tirto.id, 2020



Author :
Arsy Bugara S (Mahasiswa FT UMS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama