Solo, LPM KONTUR
FT UMS – Puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Rektorat UMS, Senin (1/9/2025).
Mereka menuntut keberanian pihak kampus dalam menyatakan sikap terkait isu
keadilan dan dugaan pelanggaran HAM yang tengah menjadi sorotan, baik di Solo
maupun secara nasional.
Aksi dimulai
sekitar pukul 15.30 WIB dengan rangkaian orasi, monolog, dan teatrikal. Massa
juga membawa kertas A4 bergambar almarhum Affan Kurniawan bertuliskan “Affan
Kurniawan dibunuh polisi”. Kegiatan berakhir menjelang magrib, setelah
penyampaian belasungkawa, pernyataan sikap dari pihak rektorat, dan doa
bersama. Meskipun tanpa pengawalan kepolisian, aksi berlangsung damai dan
kondusif.
Perwakilan
mahasiswa, M. Aryawan Izzuddin, menyebut aksi ini diinisiasi Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) UMS.
“Yang pertama
menginisiasi aksi ini tentu BEM UMS dengan mengajak seluruh BEM dari tiap
fakultas,” ujarnya.
Ia menilai pihak
rektorat kurang sigap merespons isu yang berkembang.
“Menurut saya, rektorat seharusnya lebih tegas dan cekatan dalam menanggapi
permasalahan mahasiswa maupun kondisi sosial-ekonomi, baik di tingkat kota
maupun nasional,” katanya.
Sementara itu,
Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyampaikan belasungkawa
kepada seluruh korban yang jatuh dalam aksi unjuk rasa di berbagai kota.
“Atas nama seluruh
civitas akademika Universitas Muhammadiyah Surakarta, kami menyampaikan duka
cita mendalam kepada korban yang meninggal dunia, maupun yang masih dirawat di
rumah sakit,” ucapnya.
Dalam kesempatan
tersebut, UMS merilis lima poin pernyataan sikap:
1.
Menyampaikan
keprihatinan dan duka cita atas jatuhnya korban dalam aksi unjuk rasa.
2.
Menyerukan
kepada pemimpin, penegak hukum, dan pengambil kebijakan agar memperhatikan
serta mendengarkan aspirasi masyarakat.
3.
Meminta
para pemimpin memberikan keteladanan dalam menyelesaikan masalah secara bijak,
tegas, dan adil.
4.
Mengimbau
masyarakat, khususnya mahasiswa, menyampaikan aspirasi dengan menjunjung nilai
intelektual, akademik, etika, moral, tanpa kekerasan, tidak terprovokasi, dan
tidak melanggar hukum.
5.
Mengajak
seluruh lapisan masyarakat menjaga persatuan, kesatuan, dan keutuhan NKRI.
Rektor juga mengapresiasi aksi damai mahasiswa
tersebut.
“Universitas sangat menghargai kontribusi dan
solidaritas ini, sebagai wujud kecintaan terhadap Indonesia,” tuturnya di
hadapan massa.
Ia berharap
masyarakat tetap bersatu pascaaksi.
“Langkah
selanjutnya, kita harus segera bangkit dan membangun. Jangan sampai energi kita
habis dan bangsa ini terpecah belah,” pungkasnya.
Aksi damai mahasiswa UMS menegaskan bahwa suara kampus hadir sebagai pengawal keadilan dan kemanusiaan di tengah situasi bangsa yang bergejolak.
Reporter : Ridho Satria & Za'immatur